Sabtu, 07 Mei 2011

History of Pocari Sweat


Video ini berkisah tentang produk yang sangat populer di Jepang dan di Indonesia. Awalnya, di pabrik Otsuka Pharmaceutical di Tokushima pada tahun 1973, seorang cucu dari pendiri Otsuka group, Akihiko Otsuka (35 thn), menjabat sebagai kepala pabrik Tokushima saat itu. Ayah dari Akihiko, Masahito Otsuka, adalah Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical ke-2 dan seorang pemimpin yang karismatik. Beliau telah menciptakan beberapa produk terkenal, seperti: Oronamin C Drinks, dan Oronine H Ointment sehingga perusahaan menjadi sangat maju. Akihiko pun bertekad untuk menciptakan sendiri produk yang belum pernah ada dan dapat menjadi pilar perusahaan. Rokuro Harima (44 thn) adalah seorang Penanggungjawab Pengembangan Minuman yang dijuluki sebagai ahli rasa dan juga yang menentukan rasa Oronamin C Drinks. Harima mengajukan kepada Akihiko untuk mengembangkan dan menjadikan air infus sebagai minuman berdasarkan pengalamannya di Meksiko ketika melakukan survey buah-buahan tropis dalam rangka pengembangan minuman terbarunya. Di sana Harima terkena diare parah karena situasi pengadaan air bersih setempat yang cukup buruk dan tidak ada fasilitas infus pada di rumah sakit di mana Harima di rawat pada saat itu. Harima teringat kembali saat dia melihat seorang dokter yang meminum cairan infus setelah melakukan operasi untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Otsuka Pharmaceutical itu sendiri adalah perusahaan peringkat pertama dalam negeri untuk cairan infus. Tapi Akihiko belum mau menyetujui pengembangan yang diajukan oleh Harima dengan alasan belum waktunya.



3 tahun kemudian, pada tahun 1976, Akihiko Otsuka (38 thn, pada saa itu), menjadi Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical yang ke-3. Harima bersama dengan anak buahnya, Akihisa Takaichi (33 thn) yang adalah seorang Peneliti muda, dipanggil oleh Akihiko untuk memulai pengembangan minuman kesehatan yang dapat mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena pada tahun 1976 olahraga jogging sedang menjadi trend di masyarakat dan peralatan olahraga lari pun sangat laris. Harima menyerahkan pengembangan minuman kesehatan tersebut kepada Takaichi yang akan memikul masa depan perusahaan. Takaichi langsung menuju ke sauna dan mengambil sample keringatnya yang keluar untuk memahami apa itu keringat. Takaichi juga mengambil sample keringat yang keluar ketika beraktivitas sehari-hari. Setelah memeriksa kedua sample keringat tersebut, Takaichi membandingkan kadar nilai Ion Natrium (nilai konsentrasi kadar garam) yang menyebabkan rasa asin pada keringat. Dengan adanya perbedaan konsentrasi kadar garam pada kedua sample keringat yang ada, maka Takaichi berkesimpulan bahwa keringat tidak hanya satu jenis saja. Setelah berolahraga atau mandi sauna maka konsentrasi kadar garam pada keringat meningkat drastis daripada keringat sehari-hari yang memiliki konsentrasi kadar garam yang rendah. Oleh karena itu, Takaichi memutuskan untuk mengambil patokan pada konsentrasi kadar garam yang rendah pada dample keringat sehari-hari, karena minuman yang akan diciptakan adalah minuman untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang pada kehidupan sehari-hari. Takaichi pun langsung membuat minuman uji coba dengan komposisi yang persis seperti sample keringat sehari-hari. Harima mengatakan bahwa minuman itu sedikit pahit, karena selain Ion Natrium yang menimbulkan rasa asin pada keringat, keringat juga mengandung Ion Kalium dan Ion Magnesium yang menimbulkan rasa pahit. Takaichi pun belum dapat meyakinkan Harima bahwa minuman dengan rasa asin dan pahit tersebut dapat diterima di masyarakat.



Takaichi pun tidak berhenti untuk memikirkan bagaimana caranya agar dapat menciptakan minuman yang tidak pahit. Terlintas ide untuk menambahkan zat pemanis alami untuk menghilangkan rasa pahit tersebut. Harima selalu menekankan pada Takaichi bahwa ini adalah minuman ringan untuk kesehatan, maka kadar gula yang digunakan harus di bawah 10%. Hampir semua minuman ringan pada saat itu kadar gulanya lebih dari 12% dan minuman yang manis tersebut memang adalah minuman yang sangat laris. Hampir 3 tahun berlalu, dan pada bulan Mei tahun 1979, minuman uji coba sudah lebih dari 1000 jenis. Akihiko pun sudah mencoba beberapa minuman uji coba, dan masih terasa rasa pahit pada minuman uji coba tersebut. Lalu, karyawan lain datang membawa minuman serbuk instan yang juga sedang dikembangkan untuk diuji oleh Akihiko. Minuman serbuk instan itu juga masih jauh dari sempurna. Lalu, Akihiko memiliki ide untuk mencampurkan kedua minuman uji coba tersebut dan rasanya pun enak. Minuman serbuk instan itu adalam minuman dengan rasa jeruk. Rasa pahit yang khas dari jeruk menutupi rasa pahit yang tidak enak dari minuman uji coba milik Takaichi. Takaichi pun membeli semua jenis jeruk dan menambahkannya pada minuman uji cobanya. Takaichi akhirnya menemukan satu jenis jeruk yang menimbulkan efek luar biasa untuk menutupi rasa pahit yang ada pada minuman uji coba tersebut. Takaichi pun semakin mendalami penelitiannya untuk membuat minuman uji coba yang sempurna. Takaichi memberikan sample minuman uji coba dengan kadar gula 6,2% dan kadar gula 7% pada Harima dan para peneliti lainnya untuk mengetahui pendapat mereka. Para peneliti lainnya langsung menyukai minuman uji coba yang manis dengan kadar gula 7%, tapi Harima memiliki sebuah ide. Harima mengajak para peneliti tersebut mendaki sebuah gunung dalam kota, Tokushima. Setibanya di puncak gunung, Harima kembali memberikan minuman uji coba dengan kadar gula 6,2% dan kadar gula 7% tersebut. Setelah beraktivitas dan mengeluarkan keringat, para peneliti itu pun lebih menyukai minuman uji coba yang kurang manis dengan kadar gula 6,2%. Harima menjelaskan bahwa saat berkeringat, minuman dengan kadar gula yang lebih sedikit akan terasa segar dan lebih enak. Minuman kesehatan itu sendiri pun memang harus terasa enak waktu beraktivitas. Akhirnya, Akihiko mengadakan pertemuan dengan para Direksi Otsuka Pharmaceutical yang menjadi ricuh karena para direksi tidak menyukai rasanya yang sedikit tawar dan asin. Akihiko pun menjelaskan bahwa mereka meminumnya di ruangan rapat dan tidak sedang berkeringat. Maka Akihiko memutuskan untuk tetap menjual minuman tersebut dan diberi nama Pocari Sweat, Pocari yang memberi kesan menyegarkan dan Sweat yang berarti keringat dalam bahasa Inggris.



Pada bulan April 1980, penjualan Pocari Sweat pun dimulai. Karyawan marketing maupun karyawan lainnya pun berusaha semaksimal mungkin untuk mengunjungi toko-toko pengecer, agar Pocari Sweat dipajang di lebih banyak tempat walaupun masing-masing hanya satu kaleng saja. Kepala tim marketing Otsuka Pharmaceutical, Jiro Tanaka, juga langsung mengunjungi toko pengecer langganannya. Tapi semua toko pengecer yang dikunjungi pun langsung menolak begitu mencoba Pocari Sweat tersebut karena rasanya yang sedikit asin dan tidak begitu manis. Untuk mencoba menawarkan kepada para konsumen secara langsung, maka dibukalah kios-kios di berbagai event dengan harga ¥100 atau sama dengan Rp. 10.000,-. Reaksi para konsumen pun sangat buruk dan mengeluhkan rasanya yang tidak jelas, asin dan tidak begitu manis. Hal ini sama seperti apa yang sudah dicemaskan oleh para direksi. Penjualan Pocari Sweat disambut dengan sangat buruk oleh para konsumen. Akihiko pun memutuskan sesuatu yang sangat diluar dugaan. Akihiko memutuskan untuk membagi-bagikannya Pocari Sweat secara gratis dengan jumlah yang tidak terbatas agar diminum oleh setiap orang di setiap tempat, karena menurut Akihiko keunggulan Pocari Sweat tersebut tidak dapat dirasakan jika tidak diminum berulang-ulang kali. Kepala tim marketing pun menolak pada awalnya karena hanya akan menambah kerugian yang menjadi semakin besar. Akihiko menjelaskan bahwa sangat wajar jika mengeluarkan produk baru yang belum pernah ada di pasaran sebelumnya dan yang terpenting adalah untuk mensosialisasikannya konsep produk secara tepat terlebih dahulu daripada menjual produk, maka dengan demikian nantinya para konsumen akan mengerti apa keunggulan dari Pocari Sweat tersebut. Akihiko pun sangat yakin penjualan Pocari Sweat akan meningkat pada akhirnya.



Pocari Sweat memang terasa paling enak pada saat berkeringat. Para tim marketing pun mulai saling mengajukan ide, tempat-tempat mana saja yang akan menjadi tempat yang paling efektif untuk membagikan Pocari Sweat. Dengan demikian dimulailah Operasi pembagian gratis Pocari Sweat secara besar-besaran di seluruh Jepang. Tanaka, kepala tim marketing, langsung menuju ke lapangan baseball. Tanaka pun mengumpulkan semua tim baseball yang ada di lapangan tersebut dan mulai membagi-bagikan Pocari Sweat. Selain membagi-bagikan Pocari Sweat, Tanaka juga menjelaskan tentang konsep dari produk Pocari Sweat tersebut kepada seluruh tim baseball yang ada di sana yang menyambut Pocari Sweat dengan sangat baik. Tim marketing lainnya membagi-bagikannya di tempat sauna dan juga mendapatkan sambutan yang baik. Ada juga tim marketing yang membagi-bagikannya langsung kepada orang-orang di jalan yang sedang berkeringat dan juga mendapatkan sambutan yang baik. Hanya saja kerugian menjadi  sangat besar dan mencapai lebih dari 30 juta kaleng atau sama dengan Rp. 400 miliar. Walaupun mengalami kerugian yang sangat besar sekali, Akihiko tetap memutuskan untuk membagi-bagikan Pocari Sweat secara gratis sepanjang tahun. Akihiko tetap pada prinsipnya untuk menanamkan benih terlebih dahulu dan tidak mempedulikan keuntungan pada saat itu. Akihiko lebih mengutamakan buah yang dihasilkan dari benih yang sudah ditanamkan, yaitu keuntungan pada masa yang akan datang. Pada tahun berikutnya, tahun 1981, penjualan Pocari Sweat tetap sama saja pada tahun sebelumnya. Ketika musim hujan baru saja usai dan musim panas untuk tahun kedua sudah hampir tiba, Pocari Sweat tiba-tiba menjadi sangat laris secara drastis dan mengherankan. Dengan cara membagikan Pocari Sweat secara gratis, konsep dan rasa telah dimengerti oleh para konsumen dan hasilnya berbuah pada musim panas di tahun kedua. Pada tahun pertama, tahun 1980, penjualan Pocari Sweat mencapai Rp. 900 Miliar, dan pada tahun kedua, tahun 1981, penjualan Pocari sweat meningkat sekitar 3 kali lipat, mencapai Rp. 2,6 Triliun. Keyakinan sang Presiden Direktur Akihiko pun berbuah pada akhirnya. Saat ini, Pocari Sweat sudah dijual secara bebas di 16 negara termasuk Indonesia salah satunya. Di Indonesia dikenal adanya bulan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan suci bagi umat yang beragama Islam, di mana selama satu bulan penuh seluruh umat beragama Islam tidak makan dan tidak minum dari Subuh sampai Magrib, maka aktivitas promosi pembagian Pocari Sweat seara gratis pun diadakan pada bulan tersebut ketika matahari sudah tenggelam dan seluruh umat Islam sudah diperbolehkan makan dan minum. Jumlah penjualan Pocari Sweat di Indonesia mencapai sekitar 500 juta kaleng pada perkiraan tahun fiskal 2009. Karena begitu lapar dan haus yang diakibatkan tidak makan dan tidak minum dari Subuh sampai Magrib, maka Pocari Sweat akan menjadi terasa sangat enak sekali. Nama Pocari Sweat pun tersebar dari mulut ke mulut dan Pocari Sweat menjadi amat sangat laris. Cukup banyak orang yang terkena penyakit demam berdarah, yaitu penyakit tropis yang menular melalui nyamuk di Indonesia. Oleh karena itu, promosi pembagian Pocari Sweat secara gratis dilakukan di rumah sakit di mana terdapat banyak sekali pasien yang terkena penyakit demam berdarah. Dan memang pembagian Pocari Sweat secara gratis itu sendiri dilakukan secara strategis dan telah dipikirkan di mana sebaiknya dibagikan, agar keunggulan produk serta manfaat dari Pocari Sweat bisa dirasakan sepenuhnya oleh para konsumen. Itulah kisah sukses perjuangan Pocari Sweat. GO ION!




Ini adalah video gabungan dari kelima part video di atas. Kalian bisa memilih untuk menonton atau men-download 5 part video di atas atau 1 video full ini. Terima kasih atas kunjungannya ke blog ini. ^o^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar